STOCKHOLM - Para ahli percaya bahwa tubuh
manusia bisa bertahan tanpa makanan hingga dua bulan. Informasi ini
diperkuat dengan bukti bahwa seseorang di Swedia tetap dapat hidup walau
tanpa mengonsumsi makanan.
Dilansir BBC,
Rabu (18/5/2016), pria berusia 44 tahun bernama Peter Skyllberg asal
Swedia terkubur di bawah salju dan ditemukan bertahan hidup selama dua
bulan tanpa makanan.
Meskipun demikian, ia dilaporkan memakan segenggam salju dan berada
di lingkungan minus 30 derajat celcius. Skyllberg saat itu berada di
dalam mobil sejak 19 Desember 2011.
Menurut Dr Mike Stroud, Dosen Senior Medicine and Nutrition di
Southampton University, ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk bertahan hidup. Salah satu faktor terkait
bagaimana metabolisme tubuh melambat untuk menghemat energi.
"Rata-rata tubuh manusia beristirahat, tidak melakukan apa-apa,
menghasilkan sekira 100 watt panas tubuh. Namun, dalam keadaan ini tubuh
akan mulai membuat panas melambat untuk menjaga Anda tetap hangat,"
jelasnya.
Di situlah tubuh yang lebih berat akan memiliki banyak keuntungan.
"Tubuh memerlukan tidak hanya kalori, ini akan memulai untuk mematikan
organ satu per satu. Namun, ini mungkin mengambil waktu hingga 60 hari
agar hal itu terjadi," terangnya.
Catherine Collins, juru bicara Asosiasi Diet Inggris mengungkapkan,
tubuh dapat merancang ulang selama kelaparan untuk meminimallkan jumlah
kalori yang dibutuhkan. Ketika tubuh berhenti mendapatkan makanan, ia
harus hidup dengan gula yang tersimpan.
Hati dan otot menyimpan glukosa, sumber bahan bakar utama, sebagai
glikogen. Glikogen ini yang kemudian dapat diubah menjadi glukosa. Saat
glukosa habis, lemak dapat diubah menjadi pasokan energi sekunder yang
disebut 'ketone bodies'. Setelah lemak habis, tubuh harus mengambil
protein daur ulang dari sistem dan akhirnya dari otot untuk mengonversi
ke energi.
Sumber : okezone.com
ConversionConversion EmoticonEmoticon Off Topic