Pengertian pemujaan adalah dimana kita memuja atau mengagungkan sesuatu
yang kita senangi. Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti
memuja pada leluhur, memuja pada agama tertentu dan kepercayan yang
ada. Sahabat anehdidunia.com asia selain terkenal akan keindahan
alamnya, juga terdapat suatu tempat pemujaan yang sakral dan sangat
unik. Banyak wisatawan yang berkunjung karena cerita yang terdapat
disana. Berikut tempat pemujaan sakral paling aneh di asia.
Mistis Buang Sial Di Kuil Awashima Jinja
Sahabat anehdidunia.com bangsa Jepang menganut kepercayaan Shinto
dengan berbagai ritualnya. Di Kuil Awashima Jinja, Kanawa, Jepang
sahabat anehdidunia.com akan menemukan ritual buang sial dengan
menenggelamkan boneka ke laut. Awashima Jinja sendiri adalah kuil bagi
perempuan Jepang. Tempat suci ini terkenal dengan koleksi boneka dalam
jumlah banyak. Boneka-boneka ini dipercaya memiliki jiwa. Kuil Awashima
Jinja telah menjadi tempat berkumpul kepercayaan religius setempat
sejak zaman kuno. Boneka yang memenuhi di altar Kuil Awashima Jinja ini
terkenal dengan ritual Hina Nagashi penganut kepercayaan Shinto.
Konon, di sinilah Dewa Sukunahikonanomikoto diabadikan di Kuil Awashima
Jinja. Dia disebut-sebut oleh masyarakat setempat sebagai dewa
pengobatan. Sukunahikonanomikoto dikenal sebagai dewa bagi perempuan
untuk hal-hal seperti penyembuhan gangguan kesehatan dan doa untuk
proses kelahiran yang aman.
Setiap tahun, tepatnya pada tanggal 3 Maret, Awashima jinja adalah
rumah bagi festival boneka yang disebut Nagashi Bina. Dalam festival
ini, boneka-boneka akan diangkut oleh kapal Hina Ningyo dan diluncurkan
ke laut. Ketika perahu diguncang gelombang, boneka akan jatuh ke laut
dan tenggelam. Hal ini diyakini masyarakat setempat bahwa boneka akan
mengambil penyakit dan nasib buruk yang menimpa pemiliknya dahulu.
Terletak di Kota Wayakama, Jepang, sahabat anehdidunia.com akan dibuat
kagum dengan ribuan boneka yang memenuhi kuil Awashima Jinja ini.
Mereka akan terjebak dalam dunia boneka seperti berada di dalam dongeng
namun dengan suasana misterius.
Dongyue Hall Kuil Pemuja Penguasa Neraka
Kuil Dongyue ini didirikan sebagai persembahan untuk penguasa dunia
bawah tanah, Yuedi. Kuil dengan sebutan Dongyue Hall ini banyak
dikunjungi orang-orang yang ingin mendoakan bahkan berkomunikasi dengan
keluarga yang sudah meninggal. Rumah bagi Yuedi ini sering juga disebut
East Mountain Temple yang merupakan representasi Gunung Tai, salah satu
gunung keramat di Cina. Menurut mitologi Cina, East Mountain dipercaya
sebagai pintu masuk ke dunia bawah tanah tempat catatan kehidupan dan
kematian tersimpan. Dongyue Hall di Tainan dibangun pada tahun 1673 dan
menjadikannya kuil tertua di Taiwan yang dipersembahkan pada Yuedi.
Letaknya sempat berpindah dari lokasi aslinya. Putra tertua Koxinga,
Zheng Jinglah yang memindahkannya. Meskipun sempat terkena dampak
pembangunan infrastruktur, kuil direnovasi dan direstorasi sesuai gaya
aslinya. Konstruksi East Mountain Temple terbagi menjadi tiga ruangan
utama.
Di aula pertama terdapat patung Yuedi sang raja dunia bawah tanah. Ruang
kedua ditempati oleh Dizang Wang. Dia adalah dewa yang memberikan
pengampunan dan menyelamatkan para jiwa yang ada di neraka. Wang
mempunyai kewenangan khusus dalam hal reinkarnasi. Orang-orang berdoa
kepadanya agar keluarga mereka bereinkarnasi menjadi sesuatu atau
seseorang yang lebih baik di kehidupan selanjutnya. Selain kedua dewa
tersebut, masih ada beberapa lainnya seperti Huang Du penguasa delapan
pengadilan neraka yang menempati ruang utama ketiga. Dongyue Hall pun
menjadi tempat pemujaan
bagi tokoh-tokoh lain yang merupakan dewa penghuni dunia bawah.
Hubungan Dongyue Hall yang kental dengan dunia bawah menciptakan kesan
angker ketika Sahabat anehdidunia.com memasuki kuil ini. Di dalamnya
terdapat mural yang menggambarkan kehidupan di neraka yang mungkin
membuat kita ngeri. Lokasi Dongyue Hall ada di Minquan Road nomor 110
berdekatan dengan City God Temple.
Goa Lawah Di Bali
Goa Lawah berarti "gua kelelawar", pura goa lawah selain tempat untuk
persembahyangan merupakan situs candi Hindu yang dibangun pada abad
ke-11. Salah satu situs yang paling tua yang ada di Indonesia. Pada saat
umat Hindu melakukan persembahyangan banyak mempersembahkan
buah-buahan, sehingga tidak mengherankan jika teman biasanya melihat
nektar kelelawar yang mengelompok di sekitar mulut gua. Kelelawar juga
pernah menjadi bagian penting dari kehidupan spiritual, karena ada
anggapan bahwa frekuensi dan nada kicau mereka membantu untuk
memfokuskan pikiran selama melaksanakan meditasi.
Menurut cerita masyarakat setempat, tak seorangpun berani mengeksplorasi
gua tersebut sampai kedalamnya secara keseluruhan. Diceritakan pula
dulunya merupakan tempat persembunyian. Dan jika ditelusuri sampai
keujungnya akan mengarah ke Pura Besakih di lereng Gunung Agung (gunung
tertinggi di Bali) tetapi dikatakan juga goa lawah mengarah ke lokasi
beberapa candi lainnya. Seharusnya, setiap kali Gunung Agung meletus,
abu mengalir dari Goa Lawah . Dan jika menurut legenda lainnya, tidak
hanya kelelawar yang tinggal di Goa ini, dikabarkan pula menjadi rumah
dari ular vasuki, ular Dewa Siwa dalam mitologi Hindu.
Wat Phumin Thailand
Wat Phumin adalah sebuah kuil Buddha di Nan, Thailand, dan merupakan
tempat yang benar-benar indah. Ada empat pintu masuk ke dalam kuil, dan
masing-masing berisi patung Buddha. Interior rumit yang penuh hiasan,
dinding ditutupi dengan mural yang memberikan tampilan yang sangat
berharga dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu terdapat juga
perpustakaan dengan dua lantai yang berisikan teks-teks agama, ada juga
bangunan berkubah kecil. Di dalam kubah yang seukuran diorama
menunjukkan tentang apa yang akan terjadi kepada mereka yang menyimpang
dari jalan Buddhis. Neraka adalah sebuah konsep sementara dalam ajaran
Buddha, tapi ada beberapa penafsiran yang berbeda mengenai apa yang
terjadi di sana.
Beberapa kitab awal menggambarkannya sebagai salah satu dari enam alam
kehidupan di mana jiwa yang menderita pergi melalui kelahiran kembali ke
dunia, setiap kali terlahir kembali ke siksaan yang sama. Teks lain
menyamakan setiap wilayah untuk bagian dari masyarakat kita di sini,
neraka adalah seperti penjara spiritual. Dan melihat semuanya dalam
kubah neraka. Hewan berkepala orang direbus hidup-hidup dalam pot,
korban disiram dengan minyak panas, dan bahkan ada seorang wanita
tertusuk pada pohon dengan kepalanya dimakan burung. Pengawas duduk di
atas tumpukan tengkorak, dan kesemuanya tersebut sangat menakutkan untuk
dilihat. Hal tersebut berbanding terbalik dengan mural di bagian candi
surgawi, di mana pedagang menatap ke mata istrinya, musisi memainkan
instrumen, dan tidak ada yang direbus hidup-hidup.
Huashan Teahouse
Tidak ada penggambaran seperti neraka di sini, tapi Huashan Teahouse
benar-benar menakutkan untuk alasan yang sama sekali berbeda. Gunung
Huashan telah menjadi tempat suci selama berabad-abad. Tersebar di
seluruh puncak gunung adalah serangkaian kuil dan kuil-kuil, dan bahkan
pegunungan sendiri memiliki tempat yang penting dalam pengetahuan agama.
Keyakinan Tao menafsirkan kekayaan berdasarkan berapa banyak spesies
tanaman dan hewan yang ditemukan di daerah tersebut, dan itu yang
membuat gunung sebagai perwujudan kekayaan. Hal tersebut tidak bisa
diperdebatkan, karena disana terdapat 474 jenis tanaman obat.
Tempat ini adalah tempat dimana dewa datang untuk menyentuh bumi, untuk
membawa sihirnya, dan untuk melakukan mujizat, itu juga tempat di mana
kaisar telah pergi untuk menyembah dewa-dewa . Dan jalan menuju ke sana
setiap tahunnya diklaim telah menewaskan sekitar 100 nyawa. Jalannya
dimulai dengan beberapa anak tangga yang curam, dilanjutkan dengan papan
yang rusak dipaku di sisi tebing yang terjal tanpa pagar pengaman dan
hanya terdapat rantai untuk dipegang. Di beberapa tempat, tidak ada
tempat pijakan atau berjalan, dan teman sebaiknya siap untuk membuat
jalan di beberapa bar besi yang sempit atau menggunakan rantai untuk
mendaki tebing terjal. Ketika teman di atas puncak gunung selatan, Teman
akan memiliki kesempatan untuk mencoba teh berkualitas di sebuah biara
disekitar situ. Sahabat anehdidunia.com yang mempunyai hobi traveler
masih berniatkah mengunjungi tempat tersebut sekedar hanya mencoba teh??
Kuil Zenkoji Nagano
Terletak di Nagano, Jepang merupakan salah satu kuil Buddhis tertua.
Selama abad keenam, Buddhisme masih menjadi sesuatu hal tidak diterima,
sebagai agama baru, melakukan sesuatu tanpa persetujuan siapa pun.
Semuanya dilakukan dengan diam-diam, dan 654 patung yang telah diukir di
India dan dibawa ke negara itu dipasang secara rahasia di kuil
tersebut. Pada masa itu disebut "hibutsu," atau "Buddha Tersembunyi,"
patung itu awalnya dibawa keluar dari tempatnya di belakang altar untuk
acara-acara khusus hingga pada akhirnya dibuatkan replika yang digunakan
sebagai gantinya. Replika tersebut dipamerkan setiap tujuh tahun sekali
(patung serupa digambarkan di atas). bentuk patung aslinya tetap
tersembunyi. Terakhir kali itu diperiksa adalah pada tahun 1720, ketika
rumor mulai beredar bahwa kotak itu kosong.
Ada rumor lain yang mengatakan bahwa patungnya hangat, dan yang
menyentuhnya seperti menyentuh sesuatu yang hidup. Ketika pengunjung
menyentuh pilar di depan altar, kata mereka seperti menyentuh gambar
dengan ekstensi. Ada sebuah terowongan di bawah altar yang melambangkan
perjalanan semua jiwa melalui kematian dan kelahiran kembali . Saat
sahabat anehdidunia.com masuk ke terowongan yang gelap gulita tersebut
(terlebih dahulu harus melepas sepatu). Menurut cerita yang bekembang,
di suatu tempat di sepanjang jalan tersebut, yang tersembunyi dalam
kegelapan, ada kunci surga bagi yang beruntung (atau diberkati), teman
dapat mencoba untuk menemukannya.
Hmwe Paya Pagoda Dengan Ular Piton
Di Paleik, Mandalay, Myanmar ada sebuah pagoda unik yang diberi nama
Yadana Labamuni Hsu-taungpye Paya. Pagoda itu memiliki bangunan yang
indah, terletak di daerah perbukitan. Tetapi pagoda yang satu ini lebih
dikenal dengan nama Hmwe Paya atau Pagoda Ular. Dilaporkan situs Atlas
Obscura, pagoda itu dihuni oleh tiga ekor ular piton yang jinak.
Ular-ular itu suka bergelantungan di sekitar patung Buddha yang
diletakkan di altar. Kedatangan ular-ular tersebut bermula di tahun
1974. Ketika beberapa biksu hendak membersihkan altar, mereka menemukan
dua ular piton besar melingkar di patung Buddha. Para biksu lantas
mengembalikan ular-ular itu ke hutan. Namun dalam beberapa hari
ular-ular tersebut sudah berkeliaran kembali di sekitar altar. Setiap
kali dibuang, ular-ular itu selalu kembali.
Bahkan ada satu ular lagi yang ikut menghuni ular tersebut. Para biksu
berpikir kalau ular-ular ini mungkin reinkarnasi para biksu yang dulunya
rajin menyambangi pagoda. Sejak itu mereka merawat ular-ular tersebut.
Setiap hari ular-ular tersebut diberi makan telur dan daging kambing
setiap beberapa hari sekali. Para biksu juga rajin memandikan mereka
dengan air bunga. Peziarah pun banyak yang berdatangan untuk melihat
mereka. Ular-ular ini sanat jinak kepada manusia. Anak-anak pun senang
berfoto dengan mereka. Ketiga ular piton yang pertama kali ditemukan
para biksu telah mati. Jasad mereka diawetkan dan dipajang di altar.
Sementara ular-ular yang sekarang berkeliaran di pagoda adalah sumbangan
beberapa peziarah. Tetapi ular-ular tersebut juga sama jinaknya dengan
para pendahulunya.
Gunung Osore Pintu Masuk Neraka
Osorezan atau Gunung Osore terletak di tengah Semenanjung Shimokita,
prefektur Aomori, Jepang, dan ditemukan oleh seorang pendeta Buddha
bernama Ennin sekitar seribu tahun lalu sebagai gunung suci yang
menggambarkan dunia Buddha. Secara harfiah, Osorezan berarti "Gunung
Kengerian". Diberi nama demikian karena keadaan alamnya yang tidak
biasa. Wilayahnya dipenuhi dengan aktivitas vulkanik, sehingga udaranya
dipenuhi bau belerang pekat. Tanahnya berwarna abu-abu dan gersang,
serta mengeluarkan uap panas, juga gelembung dan air panas. Osorezan
dikenal sebagai "pintu masuk neraka", karena keadaan alamnya mirip
dengan deskripsi mengenai neraka dan surga dalam ajaran Buddha. Di sini
terdapat Sanzu no Kawa, sebuah sungai yang dipercaya menjadi tempat
penyeberangan arwah orang-orang yang telah meninggal. Dikatakan bahwa
terdapat dua setan yang menjaga sungai. Setan wanita melepas pakaian
para arwah, sedangkan setan laki-laki menggantung pakaian-pakaian mereka
di ranting-ranting pohon untuk menimbang karma.
Terdapat pula kepercayaan untuk menumpuk batu-batu kerikil di tepi
sungai untuk membantu arwah anak-anak yang telah meninggal menyeberangi
sungai. Jizo, seorang bodhisattva dalam Buddhisme Jepang, dipercaya
melindungi arwah anak-anak ini dari para setan yang selalu berusaha
merobohkan tumpukan batu-batu tersebut. Karena itulah, patung Jizo
banyak ditemukan di Osorezan. Selain itu, para pengunjung biasanya
memberikan sesaji yang disebut nuigurumi, yang terdiri atas mainan
anak-anak, pakaian, dan batu-batu. Di Osorezan dibangun Kuil Bodaiji,
yang terkenal dengan festival tahunannya yaitu Festival Itako Taisai.
Festival ini diadakan mulai tanggal 20 Juli selama lima hari. Sesuai
dengan namanya, festival ini melibatkan itako, dukun tuna netra yang
dipercaya mampu berkomunikasi dengan arwah orang-orang yang telah
meninggal. Di festival ini, mereka melakukan ritual bernama kuchiyose,
di mana mereka memanggil arwah orang-orang yang telah meninggal dan
mengirimkan pesan kepada mereka. Di samping Kuil Bodaiji terdapat Danau
Usori yang indah. Warna airnya kebiruan karena memiliki kandungan
belerang yang tinggi. Meski demikian, para pengunjung harus menghindari
airnya karena sangat beracun.
Air Suci Dan Ular Berbisa Tanah Lot Bali
BALI merupakan surga wisata dunia, daerah yang dikenal sebagai Pulau
Seribu Pura ini sanggup memikat jutaan wisatawan lokal dan mancanegara
lantaran pesona alamnya. Bali memang menawarkan sejumlah tempat wisata,
salah satunya objek wisata Tanah Lot di Desa Beraban, Kecamatan Kediri,
Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km Barat Tabanan. Disebelah Utara Pura
Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing menjorok ke
laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti
jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah
untuk melihat matahari terbenam (sunset). Cerita tentang Pura Tanah Lot
dimulai dari cerita seorang bhagawan yang bernama Dang Hyang Dwijendra
atau dikenal juga dengan nama Dang Hyang Nirartha. Beliau menyebarkan
ajaran agama Hindu sampai ke Bali. Saat tiba di Bali disambut hangat
oleh Raja Dalem Waturenggong yang menjadi Raja Bali saat itu.
Suatu ketika, pada saat beliau berjalan, tiba-tiba melihat sebuah sinar
dari arah Tenggara. Karena penasaran, beliaupun mencari sumber cahaya
itu. Setelah lama berjalan Dang Hyang Nirarta akhirnya menemukan jika
cahanya yang dilihatnya dari sebuah sumber mata air, (belakan dianggap
sebagai air suci di Tanah Lot). Tidak jauh dari tempat itu, beliau juga
menemukan sebuah tempat yang sangat indah yang disebut Gili Beo (Gili
artinya Batu Karang, dan Beo artinya Burung), jadi tempat itu adalah
sebuah Batu Karang yang berbentuk burung. Di tempat inilah Dang Hyang
Nirarta melakukan meditasi dan pemujaan terhadap Dewa
Penguasa Laut. Lokasi tempat Batu Karang ini termasuk dalam daerah Desa
Beraban, dimana di desa tersebut dikepalai seorang pemimpin yang
disebut Bendesa Beraban Sakti. Sebelumnya, masyarakat Desa Beraban
menganut ajaran monotheisme (percaya dan bersandar hanya pada satu orang
pemimpin).
Tapi dalam waktu singkat banyak masyarakat Desa Beraban mengikuti
ajaran Dang Hyang Nirarta. Bendesa Beraban Sakti sangat marah akan hal
tersebut. Dia lalu mengajak pengikutnya yang masih setia untuk mengusir
Dang Hyang Nirarta. Tapi dengan kekuatan spiritual yang dimiliki Beliau,
Bendesa Beraban tak mampu melakukan apa-apa. Untuk melindungi dirinya
dari serangan Bendesa Beraban, Dang Hyang Nirarta memindahkan batu
karang besar tempat dia bermeditasi (Gili Beo) ke tengah lautan. Dan
dengan kesaktiannya, dia merubah selendangnya menjadi ratusan ular
berbisa yang terus berada di sekitar batu karang sebagai pelindung dan
penjaga tempat tersebut. Kemudian tempat tersebut diberi nama Tanah Lot
yang berarti Tanah di tengah Laut.
Saat ini sahabat anehdidunia.com yang ke Tanah Lot masih dapat menikmati
air suci dan ular yang diyakini dari selendang Dang Hyang Nirarta.
Air suci berada di dalam goa di atas Pura Tanah Lot, air suci itu konon
berasal dari tengah laut. Sedangkan ularnya berada dalam goa yang
disebut Goa Ular Suci, berada persis di depan Goa Air Suci Tanah Lot.
Jumlahnya tidak seperti legenda dahulu. Saat ini hanya terdapat
beberapa ular. Ular-ular suci yang berada di dalam gua ini berwarna
Poleng (hitam-putih), yang memiliki panjang rata-rata 1,5 meter. Secara
ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri
berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai
racun tiga kali lebih kuat dari ular cobra.
Tempat pemujaan sakral paling aneh di asia ini kami dapatkan dari
listverse yang sering mengulas sesuatu yang berbau nyeleneh. Semoga
dengan berita unik kali ini, dapat menambah wawasan anda dalam
mengetahui keaneka ragaman yang ada di asia. Ingatlah dan tetap
menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika, Berbeda beda tetapi tetap satu
juga.
ConversionConversion EmoticonEmoticon Off Topic