Seorang pemuda Indonesia dengan segudang gelar akademis
Welin Kusuma, ST, SE, S.Sos, SH, S.Kom, SS, SAP, S.Stat, S.Akt, S.Ikom,
MT, MSM, MKn, RFP-I, CPBD, CPPM, CFP, Aff.WM, BKP, QWP, CPHR, ICPM,
AEPP, CBA, CMA, CPMA, CIBA. Tidak tanggung-tanggung, pemuda asal Makasar
ini berhasil menyelesaikan pendidikan dan memperoleh 27 gelar akademis
dari berbagai program sarjana, pasca sarjana hingga program keahlian
khusus. Dan semua ini didapatkan dalam usia 33 tahun. Lantas bagaimana
cara Welin memperoleh gelar hampir secara bersamaan tersebut. Jika tidak
dikarenakan hobi belajar yang ekstrim tentulah sangat sulit untuk
mengoleksi gelar sebanyak itu dalam satu waktu.
Bahkan gelar yang kini disandang Welin menjadi jauh lebih panjang
dari nama lengkapnya sendiri. Tentu bukan perkara mudah untuk bisa
seperti itu, meski sebenarnya semua orang bisa saja bernasib sama
seperti Welin.
"Dulu saya pernah ujian semester dalam waktu yang bersamaan. Tapi
dengan membagi waktu dengan baik, nyatanya bisa terselesaikan," ujar
Welin saat berbagi pengalaman inspiratif, Rabu malam (24/6).
Sejak memasuki awal semester, Welin selalu memperhitungkan dengan
jadwal kuliah di tempat yang lain. Memang terdengar rumit, menurutnya,
tetapi jika sudah dilakoni tentu semua akan menjadi mudah.
Satu hal yang dia yakini bahwa ilmu pengetahuan memiliki sejumlah
garis persamaan yang saling melengkapi. Sehingga tak perlu memutar
kepala ketika ujian berlangsung.
"Misalnya saja teknik industri ada ilmu manajemennya juga, lalu
administrasi juga ada kesamaan dengan akuntansi, intinya walau pun
mengikuti banyak kuliah saya juga tetap bisa kerjakan soal," kata dia.
Dia juga mengambil kelas yang bervariasi yakni yang khusus karyawan
dan yang reguler. Sehingga dalam sehari dapat sekaligus berkuliah di dua
sampai tiga tempat berbeda.
"Sempat waktunya bersamaan dan dosennya termasuk yang tegas juga," kenang Welin.
Meski lama studinya berbeda-neda, namun nilai yang diperoleh Welin terbilang cukup memuaskan. Beberapa di antaranya memang mendapat IPK di bawah 3.00, tetapi selebihnya bahkan ada yang lebih dari 3.50.
Meski lama studinya berbeda-neda, namun nilai yang diperoleh Welin terbilang cukup memuaskan. Beberapa di antaranya memang mendapat IPK di bawah 3.00, tetapi selebihnya bahkan ada yang lebih dari 3.50.
Welin Kusuma kini sudah menikmati jerih payahnya selama belasan tahun
mengumpulkan 27 gelar akademik. Usianya terbilang muda untuk seseorang
yang memiliki banyak gelar. Sampai kini Welin masih dekat dengan pihak
almamaternya. Kedekatan itu juga membuat Welin kerap diundang dalam
acara-acara motivasi.
"Saya sering mengisi acara-acara motivasi di kampus-kampus. Biasanya
saya sampaikan kalau 'impossible is nothing'. Sehingga apa pun menjadi
mungkin kalau kita mau berusaha," kata Welin.
Acara motivasi itu memang ditujukan untuk umum. Namun dia ingin
sekali menginspirasi para mashasiswa yang seringkali menunda-nunda untuk
lulus kuliah. Teringat kemudian dia ketika masih awal menapaki jenjang
kuliah. Kala itu Welin tak ubahnya mahasiswa seperti yang lainnya.
"Saya dulu hobi nonton film. Sering saya marathon nonton film sampai
larut malam. Lama kelamaan saya sesali juga kalau waktu hanya dihabiskan
untuk nonton film. Saya kemudian terpikir, bagaimana kalau waktu
menonton dialihkan untuk kuliah lagi? Pasti akan lebih banyak
manfaatnya," tuturnya.
Ya, tak ada salahnya mencoba-coba, pikir Welin. Toh, kalau pun
ternyata percobaan kuliah itu gagal, masih ada satu jurusan yang sedang
dalam penyelesaian.
"Saya ingat juga waktu itu teman-teman seangkatan hobinya main game
di komputer. Mereka main sampai larut malam, padahal kalau main game
dikurangi pasti bisa selesai kuliah lebih cepat," kata pria kelahiran
Makassar itu.
Manfaat dari perjuangan Welin mengorbankan waktu hiburan itu adalah
kini dia siap ditempatkan di divisi mana pun oleh kantornya. Ini adalah
perusahaan ketiga yang mengapresiasi kinerjanya, dan sejak masuk di
tahun 2009 hingga kini Welin selalu menempati divisi berbeda sesuai
dengan kebutuhan kantornya.
Welin sendiri bercita-cita membentuk lembaga konsultan yang menguasai
segala bidang. Cita-cita itu membimbing dia untuk merelakan waktu
hiburan untuk menempuh kuliah berbagai jurusan.
Berawal ketika dia menginjak semester V di Jurusan Teknik Industri di
Universitas Surabaya tahun 2001, Welin mencoba ambil bidang ilmu lain
yakni manajemen. Sejak saat itulah dia terus kuliah dan kuliah lagi,
hingga kini.
"Sekarang saya sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta ternama
di Surabaya. Jadi tinggal di Surabaya. Kalau dulu masih tinggal sama
Paman saya, sekarang saya sudah ada rumah sendiri," kata Welin.
Welin merampungkan studi S1 Teknik Industri pada tahun 2004 dan
langsung diterima bekerja. Mulai saat itu Welin membiayai kuliahnya
sendiri dan terus menambah jurusan lain bila ada minat yang baru. (DTC)
ConversionConversion EmoticonEmoticon Off Topic